Nama : Calvin Wahab
NIM : 193309010127
1. Jelaskan pengertian konsepsi ejaan bahasa Indonesia !
2. Jelaskan cakupan ejaan bahasa Indonesia !
3. Jelaskan syarat penulisan kaidah ejaan bahasa Indonesia !
4. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis tanda baca dalam contoh ejaan bahasa Indonesia !
5. Tuliskan contoh tanda baca dalam kaidah ejaan bahasa Indonesia !
1. Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai makna.
Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu: aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad.
2. Cakupan Ejaan:
1. Penulisan Nama
a. Nama Diri
1) dipakai untuk menyebut diri seseorang atau nama seseorang
2) dapat diberikan pada nama-nama geografis
3) dipakai juga untuk nama organisasi, lembaga, badan hukum, judul dokumen, dan sebagainya
Catatan:
1) Nama diri ditengarai dengan pemakaian huruf kapital sebagai huruf awal (setiap) kata.
2) Nama diri dapat dikenali karena:
a) bersifat satu-satunya (tidak ada duanya), misalnya Presiden Republik Indonesia, Rumah Sakit Islam Jakarta;
b) tidak didahului kata bilangan (satu, dua, dst.; beberapa; seorang, dua orang, dst.; kedua, ketiga, dst.), misalnya dua Gubernus Jawa Barat.Yang benar: Gubernur Jawa Barat dan dua gubernur.
3) Kata seperti gubernur, presiden, dsb., jika tidak disertai nama orang, tempat, dsb., adalah kata benda (dikenal dengan “nama jenis”). Penulisannya tidak perlu diawali dengan huruf kapital.
b. Nama Jenis Nama jenis adalah sebutan lain untuk istilah “kata benda”. Setiap kata yang bukan nama diri disebut kata benda atau nama jenis.
2. Penulisan Kata
a. Kata Dasar Kata dasar, yang belum mendapat imbuhan, ditulis sesuai dengan kaidah yang berkaitan, misalnya dengan kaidah pemakaian huruf kapital.
b. Kata Berimbuhan/Kata Turunan Kata berimbuhan adalah kata yang sudah mendapat imbuhan berupa awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan dari awalan dan akhiran. Imbuhan dituliskan serangkai dengan kata dasar.
c. Gabungan Kata/Kata Majemuk Gabungan kata dan kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang menyatakan makna khusus. Gabungan kata dan kata majemuk ditulis terpisah, kecuali yang sudah padu benar.
3. Pemakaian Huruf Kapital Huruf kapital digunakan
a. pada penulisan nama diri, baik nama orang, nama geografis, nama waktu, nama gelar, nama pangkat, maupun nama-nama lainnya.
b. pada penulisan kata ganti penunjuk kekerabatan, yang dipakai sebagai sapaan (untuk orang kedua dan orang ketiga). Tidak digunakan jika kata kekerabatan itu didahului kata bilangan atau diikuti kata ganti milik.
c. pada gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, dan kepangkatan yang diikuti nama orang.
d. pada nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
e. pada awal kata--dan setiap unsur katanya, kecuali kata penghubung--untuk nama badan, dokumen resmi, lembaga pemerintah, dan judul karangan, buku, majalah, dan surat kabar.
f. untuk singkatan nama gelar yang diikuti nama orang dan singkatan sapaan, diakhiri dengan tanda titik.
g. Beberapa kaidah pemakaian huruf kapital juga berlaku dalam penulisan kalimat, petikan langsung, dan ungkapan keagamaan.
3. A. Teknik Menulis Huruf Kapital
1. Huruf kapital digunakan sebagai penggunaan huruf pertama dalam ungkapan yang berkaitan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya.
2. Huruf kapital digunakan sebagai hurufpertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
3. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang pemangku jabatan.
4. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama orang.
5. Huruf Kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
6. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
7. Huruf kapital digunakan sebagai nama khas geografi.
8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan, organisasi, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, serta sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna.
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti di, ke, dari, untuk, dan yang, yang tidak pada posisi awal.
10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan khusus.
11. Huruf kapital digunakan khusus sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
13. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
B. Teknik Menulis Huruf Miring
1. Huruf miring digunakan untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau menghususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
3. Huruf miring digunakan ketika menulis kata-kata nama ilmiah dan ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya dengan EYD.
4. Jenis – jenis tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia
1. Tanda Titik (.)
Jenis-jenis tanda baca yang pertama adalah tanda titik atau yang sering disimbolkan dengan simbol (.). Secara umum, kita mengetahui bahwa fungsi tanda baca ini adalah sebagai penutup dari sebuah kalimat, terutama untuk kalimat deklaratif (kalimat pernyataan) dan kalimat berita. Selain itu, tanda baca ini juga digunakan pada penulisan gelar, singkatan, sejumlah angka tertentu.
2. Tanda Koma (,)
Tanda baca ini berfungsi untuk memisahkan beberapa bagian dari suatu kalimat. Sama seperti tanda titik, koma juga biasa difungsikan untuk penulisan gelar, singkatan, dan juga angka-angka tertentu.
3. Tanda Kurung ( ( ) )
Tanda kurung merupakan tanda baca yang berfungsi untuk menandai keterangan tambahan dalam suatu kalimat.
4. Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)
Jenis-jenis tanda baca selanjutnya adalah petik tunggal (‘). Tanda petik ini berfungsi sebagai yang berfungsi untuk menandai beberapa istilah tertentu yang terkandung dalam suatu kalimat.
5. Tanda Petik Dua (” “)
Berbeda dengan tanda petik tunggal, tanda petik dua merupakan tanda petik yang berfungsi untuk menandai pernyataan langsung dalam suatu kalimat langsung atau juga pada bagian percakapan dalam suatu naskah drama.
6. Tanda Seru (!)
Tanda baca seru (!) merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penutup sekaligus penegas bagi kalimat imperatif (kalimat perintah) dan juga kalimat seruan.
7. Tanda Tanya (?)
Kebalikan dari tanda seru, tanda tanya merupakan tanda baca yang memperkuat kalimat interogatif atau yang lazim disebut dengan kalimat tanya.
8. Tanda Hubung (-)
Seperti namanya, tanda hubung (-) merupakan tanda baca yang fungsinya adalah untuk menghubungkan beberapa unsur tertentu dalam kata dan kalimat, seperti menghubungkan kata ulang dan sebagai penghubung kalimat dengan bagian kalimat yang terpaksa dipindahkan ke baris selanjutnya.
9. Tanda Pisah (–)
Tanda pisah (–) merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penanda adanya sisipan kata atau kalimat dalam suatu kalimat utama.
10. Tanda Titik Dua (:)
Tanda baca ini merupakan tanda baca yang fungsinya adalah sebagai penutup suatu kalimat, yang selanjutnya akan diikuti oleh sejumlah perincian dari kalimat tersebut.
11. Tanda Titik Koma (;)
Tanda baca ini berfungsi sebagai pemisah dari dua perincian dalam suatu kalimat. Tanda baca ini juga bisa dipakai sebagai pengganti kata dan.
12. Tanda Elipsis (…)
Tanda baca ini mempunyai fungsi sebagai penanda adanya bagian kalimat yang dipotong atau dihilangkan. Tanda baca ini juga bisa dipakai untuk menandai bagian yang tidak selesai dalam suatu naskah dialog.
13. Tanda Kurung Siku atau Kurawal ([ ])
Berbeda dengan tanda kurung biasa, tanda kurung ini fungsinya adalah penanda adanya bagian yang dikoreksi dari suatu kalimat.
14. Garis Miring (/)
Selain sebagai pengganti kata atau, tanda baca ini juga biasa dipakai dalam penulisan nomor surat, alamat, dan penanda periode tahun tertentu.
15. Tanda Baca Penyingkat (Apsotrof) (‘)
Jenis-jenis tanda baca yang terakhir adalah tanda baca apostrof. Tanda baca ini merupakan tanda baca yang berfungsi sebagai penanda adanya bagian yang hilang dalam suatu kata atau bilangan tahun.
5. Tanda Titik (.)
Di bawah ini merupakan kaidah penggunaan tanda titik menurut ejaan yang disempurnakan (EYD):
1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh:
• Ani sedang belajar di rumah.
• Toni menolak pernyataan yang disampaikan oleh Budi.
Dalam penggunaan tanda titik di akhir kalimat, terdapat beberapa pengecualian sebagai berikut,
1.1. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misal:
1. Seminar Nasional Konsumen Cerdas (nama acara)
2. Pembahasan (judul bab)
3. Gambar 3 Struktur Sel Hewan
4. Tabel 6 Keikutsertaan Indonesia di Ajang Olimpiade 1988 s.d. 2012
1.2. Tanda titik tidak digunakan pada akhir alamat penerima dan pengirim surat, serta tanggal surat.
Misal:
1. Kepala SD Negeri 1 Jayakarta
Jalan Pemuda 36
Jayakarta
Jakarta 10320
2. Kepala Badan Eksekutif Mahasiswa
Kampus IPB Dramaga
Bogor
3. 30 Juni 2015
4. Jakarta, 4 November 2015
2. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
• I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
• III. Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
• Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia
A. Penggunaan Tanda Hubung
B. Penggunaan Tanda Baca
B.1 Penggunaan Tanda Titik (.)
B.2 Penggunaan Tanda Koma (,)
Dalam penggunaan tanda titik di belakang angka atau huruf, ada beberapa pengecualian sebagai berikut,
2.1. Tanda titik tidak dipergunakan pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misal:
(BENAR)
Teks Anekdot (baca juga : contoh teks anekdot) memiliki tujuan sebagai berikut,
(1) menyampaikan kritik atas suatu fenomena atau tokoh.
(2) menghibur pembaca.
(SALAH)
Fungsi dari bahasa nasional antara lain,
(1.) lambang nasional
(2.) identitas nasional
(3.) alat pemersatu bangsa
2.2. Tanda titik tidak dipergunakan pada akhir penomoran digital lebih dari satu angka.
Misal:
(BENAR)
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
(SALAH)
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
2.3. Tanda titik tidak dipergunakan di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka pada judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misal:
(BENAR)
Bagan 2 Struktur Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa
Grafik 1.1 Distribusi Pendapatan Petani di Desa Karangmuncang
(SALAH)
Gambar 7. Gedung SMP Negeri 2 Wonowari
Tabel 1.1. Kondisi Irigasi di Desa Babakan Jati
3. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
• Pukul 11.25.37 (pukul 11 lewat 25 menit 37 detik atau pukul 1, 25 menit, 37 detik)
• 23.23 (3 jam, 23 menit, 23 detik)
• 00.34 (pukul 12 malam lewat 34 detik)
• 23.49 jam (23 menit, 49 detik)
• 00.53 jam (53 detik)
4. Tanda titik digunakan dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit untuk penulisan daftar pustaka berupa buku. Sedangkan untuk penulisan daftar pustaka dari artikel, tanda titik digunakan di antara nama penulis, tahun, judul artikel, nama jurnal, dan edisi.
Contoh:
• Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.
• Sudirman LI. 2010. Partia; purification of antimicrobial compound isolated from mycelia of tropical Lentinus cladopus LC4. Hayati J Biosci. 17(2)63-67.
5. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Contoh:
• Jumlah buku Raditya Dika yang terjual mencapai 1.000.000 eksemplar.
• Untuk menyelenggarakan acara tersebut, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp2.789.000.000,00.
• Kapasitas stadion sepak bola baru yang akan dibangun di Kota Bogor diperkirakan mampu menampung lebih dari 80.000 suporter.
Dalam penggunaan tanda titik untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya, terdapat beberapa pengecualian sebagai berikut,
5.1.Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misal:
• Ayah saya lahir pada tahun 1956.
• Kata pungtuasi terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa halaman 1078.
• Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer ke nomor rekening 133007693928.
6. Tanda baca titik digunakan untuk singkatan gelar, baik akademik maupun kebangsawanan.
Contoh:
• Siti Raminah, S.E.
• Otto Iskandar Dijaya, Ph.D.
• R.A. Kartini
Tanda Koma (,)
Berikut ini kaidah penggunaan tanda baca koma menurut ejaan yang disempurnakan:
1. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
• Seminar tersebut akan dihandiri oleh menteri, rektor, serta pembiacara-pembiacara yang tak kalah luar biasa.
• Wati, Indra, dan Siska merupakan tiga bersaudara.
• Lomba ini akan memperebutkan juara pertama, kedua, dan ketiga.
2. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung (konjungsi) yang menunjukkan pertentangan, seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan lain sebagainya dalam kalimat majemuk setara (baca : contoh kalimat majemuk setara).
Contoh:
• Anita bekerja di salah satu perusahaan swasta, tetapi gaji yang ia terima jauh dibawah rata-rata.
• Ayahnya bukan pegawai bank, melainkan manajer di salah satu di perusahaan swasta.
• Ibu bertugas memasak di dapur setiap harinya, sedangkan Ani mencuci peralatan kotor yang ada.
3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang dalam penulisannya mendahului induk kalimat.
Contoh:
• Demi mencegah terjadinya tindak kenjahatan, aparat kepolisian merazia setiap kendaan bermotor yang lewat di Jalan Juanda siang itu.
• Karena dosen memiliki sebuah urusan, perkuliahan pada hari ini ditiadakan.
• Bila ia datang, maka aku memilih untuk tetap tinggal.
Sebagai catatan, untuk induk kalimat yang ditulis terlebih dahulu dari anak kalimat, maka tidak perlu ditambahkan tanda baca titik di antara keduanya.
Misal:
• Kelas diliburkan karena dosen yang mengajar sedang ada urusan.
• Dia mendapat nilai tertinggi di ujian karena dia paling rajin ketika di kelas.
4. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, meskipun demikian, dan lain sebagainya.
Contoh:
• Rani merupakan murid dari sekolah unggulam. Oleh karena itu, orang tuanya berharap fokus untuk belajar tanpa terganggu kegiatan lainnya.
• Pak Salhan memang dikenal baik oleh warga sekitar. Jadi, wajar saat warga mengajukannya menjadi ketua RW di komplek tempat dingga mereka.
• Raihan memang kesulitan dalam hal memahami materi perkuliahan. Meskipun demikian, ia tidak pernah menyerah untuk terus belajar.
5. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau setelah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, hai, dan lain sebagainya. Selain itu tanda koma juga digunakan sebelum dan/atau sesudah kata sapaan, seperti Bu, Dik, Kak, dan lain-lain.
Contoh:
• Selamat siang, Dik! da yang bisa saya bantu?
• Aduh, gue lupa bawa laporan praktikum kedua.
• Ya, Shinta baru menyadari kemiripan kedua tas tersebut.
6. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
• Ayah berpesan, “Empat tahun dari sekarang, Ayah tunggu prestasi yang membanggakan.”
• “Saya berkenalan dengan Tania sekitar 4 tahun lalu.”,Diska memulai ceritanya, “Ibunya seoramg guru, sedangkan ayahnya mendekam di perjara.”
• “Kamu sedang apa?”, tanya Toni
7. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah apabila ditulis secara berurutan.
Contoh:
• Saudara Arya Hendrata, Jalan Beo Raya 45, Jakarta Utara
• Dr. Ir. Lia Mulia, M.Sc.
• Bukittinggi, 23 April 1987
• Dramaga, Bogor, Jawa Barat
8. Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Selain itu tanda koma juga digunakan untuk memisahkan masing-masing nama apabila suatu buku atau artikel memiliki lebih dari satu penulis dalam daftar pustaka.
Contoh:
• Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.
• Sudirman LI. 2010. Partia; purification of antimicrobial compound isolated from mycelia of tropical Lentinus cladopus LC4. Hayati J Biosci. 17(2)63-67.
9. Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Contoh:
• Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), 25.
• J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya. Penggunaan tanda koma in bertujuan untuk membedakan gelar akademis dengan singkatan namadiri, keluarga, atau marga.
Contoh:
• Ayu Aji Putri Setia Utami, S.E., M.Agribuss.
• Bambang S.H.
Hanya karena sebuah tanda koma, suatu kalimat dapat memiliki arti yang sangat berbeda.
Misal:
Dara Atika, S.H. (sarjana hukum, gelar akademik) berbeda dengan Dara Atika S.H. (Setia Hasna, singkatan nama)
11. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
• Jarak kota A ke kota B sekitar 14,2 km.
• Diana membeli gula sebanyak 3.5 kg.
• Ima department store memberikan harga khusus untuk semua rok yang mereka jual, yakni seharga Rp99.999,99.
12. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau aposisi.
Contoh:
• Soeharto, Presiden II RI, sering disebut sebagai Bapak Pembangunan.
• Leiden, salah satu kota di Belanda, menawarkan pesona wisata kota tua bagi para pendatangnya.
13. Tanda koma digunakan di belakang keterangan yang terdapat pasa awal kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian.
Contoh:
• Dalam rangka mengenalkan budaya Sunda ke Indonesia, BEM FEM IPB mengadakan acara Bogor Art Festival.
Bila tidak menggunakan tanda koma, maka kalimat akan di atas akan menjadi, Dalam rangka mengenalkan budaya Sunda ke Indonesia BEM FEM IPB mengadakan acara Bogor Art Festival, yang sulit untuk dibaca dan dimengerti.
Tanda Titik Koma (;)
Berikut ini beberapa penggunaan tanda titik koma (;) untuk berbagai tulisan:
1. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara lainnya dalam kalimat majemuk.
Contoh:
• Ayah baru saja pulang; anak-anak masih belum tidur.
• Tono bertugas menyiapkan alat dan bahan; Wati bertugas membuat pudding; Cita bertugas menjual pudding yang sudah dibuat.
2. Tanda titik koma digunakan pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
• Di buka lowongan untuk Management Trainee, dengan kriteria sebagai berikut:
(1) lulusan S-1 dengan IPK minimal 3.00/4.00 (untuk universitas negeri) atau 3.25/4.00 (untuk universitas swasta);
(2) memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lancar, baik tertulis maupun lisan;
(3) sehat jasmani dan rohani;
(4) bersedia mengikuti program training selama satu tahun.
3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh:
• Berikut susunan acara untuk acara pada pagi hari ini:
1. Pembukaan oleh MC;
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne IPB, dan Mars FEM;
3. Sambutan Ketua Panitia; …
• Setiap peserta harus memilih satu barang dari payung, jas hujan, atau topi; kamera, laptop, atau smartphone; liburan ke Bali, Lombok, atau Yogjakarta.
Tanda Titik Dua (:)
Berikut ini berbagai penggunaan tanda baca titik dua menurut kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD):
1. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh:
• Andi dan Sila mengisi rumah baru mereka dengan berbagai perabotan rumah tangga: sofa, kasur, lemari, dan sebagainya.
• Andi mempertaruhkan segalanya dalam tes ini karena baginya hanya ada dua pilihan: lolos tes beasiswa ke Belanda atau kembali pulang ke kampung menggarap sawah milik keluarga.
Meski digunakan dalam pemerincian, namun tanda titik dua tidak digunkan untuk penjelasan atau pemerincian yang mengakhiri suatu pernyataan.
Misal:
(BENAR)
Untuk mendekorasi kelas, kita membutuhkan balon, gabus warna, dan juga pita hias.
(SALAH)
Untuk mendekorasi kelas, kita membutuhkan: balon, gabus warna, dan juga pita hias.
2. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
• Ketua : Ramadhan F.N.
Sekretaris : Riana Putri
Bendahara: Sita Novita
3. Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama atau lakon sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
• Pemuda : “Ini tidak bisa dibiakan begitu saja, Pak Kades!”
Warga desa : “Benar sekali, Pak.”
Pemuda : “Sudah dua orang tewas karena kelakuan dukun santet itu, Pak!”
4. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul, serta (d) nama koa dan penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh
• Horizon XLII, No. 8/2008: 8
• Surah Al-Baqarah: 2-5
• Dari Pemburu ke Terapeutik: Analogi Cerpen Nusantara
• Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.
Tanda Hubung (-)
Berikut ini contoh-contoh pemakaian tanda hubung sesuai EYD:
1. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Contoh:
• Dalam pelaksanaannya, sering kali terjadi kesalahan-kesalahan yang ti-
dak diinginkan.
• Ketika sedang mencuci di sungai, bawang putih menyelamakan seekor i-
kan mas.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh:
• pura-pura
• bolak-balik
• kemerah-merahan
3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang ditulis dengan angka atau menyambung huruf yang telah dieja satu per satu.
• 11-12-2013
• I-n-d-o-n-e-s-i-a
4. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan kata atau ungkapan
Contoh:
• Ber-ganti-an
• Dua-puluh-lima ribuan (25 x 1000)
• Dua-puluh lima-ribuan (20 x 5000)
5. Tanda hubung digunakan untuk merangkai.
Contoh:
• Se-Kabupaten, Se-JawaTengah
• Ke-2, ke-3
• Tahun 2000-an, 1960-an
• Ber-KTP, sinar-X, KTP-mu, SIM-ku
• D-3, S-1, S-2, S-3
Namun, tanda hubung tidak dapat digunakan di antara huruf dan angka, apabila angka tersebut menunjukkan jumlah huruf, misal BP3K; LP3I; P3K; dan lain sebagainya.
6. Tanda hubung digunakan untuk merangka unsur bahasa Indonesia dengan bahasa lain, baik bahasa daerah maupun asing.
Contoh:
• Meng-upload
• Di-sowan-i
7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Contoh:
• Kata pasca- berasal dari bahasa Sansekerta.
• Akhiran –isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.
Tanda Pisah (—)
Berikut ini kaidah penulisan tanda baca pisah (—) yang sesuai dengan EYD,
1 .Tanda pisah dapat digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan selain yang telah disebut di bangun kalimat.
Contoh:
• Rani terjatuh—saya yakin dia menangis—dari sepeda kumbangnya dan masuk ke got depan komplek.
2. Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain.
Contoh:
• Atlet sekelas Taufik Hidayat—penyabet medali emas di Yunani—harusnya mendapat apresiasi yang pantas dari negera atas usahanya mengharumkan nama bangsa Indonesia.
• Penemuan teori Big Bang—teori yang menyatakan bahwa semesta terbentuk atas satu ledakan maha dahsyat—telah merubah pemahaman kita terhadap alam semesta.
3. Tanda pisah digunakan antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh:
• 23-28 Januari 2016
• Dari tahun 1997-2007
• Jakarta-Bandung
Tanda Tanya (?)
Di bawah ini merupakan contoh penggunaan tanda tanya dalam penulisan,
1. Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya.
Contoh:
• Kapan hari kemerdekaan Indonesia?
• Berapa jumlah provinsi di Indonesia?
2. Tanda tanya yang dikurung digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang disangsikan atau kurang terbukti kebenarannya.
Contoh:
• Dimas Kanjeng mampu menggandakan uang (?)
• Ada hantu ‘Satpam Terbang’ yang berkeliaran di asrama (?)
Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri kalimat yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan emosi yang kuat, kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa takjub.
Contoh:
• Hidup mahasiswa!
• Benar-benar indah pantai ini!
• Deskripsikan gambar tersebut dalam satu kalimat!
Tanda Elipsis (…)
Berikut ini beberapa contoh penggunaan tanda elipsi sesuai dengan kaidah EYD.
1. Tanda Elipsis digunakan untuk menunjukan bahwa suatu kalimat atau kutiban ada bagian yang sengaja dihilangkan.
Contoh:
• Dalam UUD 1945 disebutkan empat tujuan Negara Indonesia, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, ….
• Menurut … maka diprediksi dunia akan kekurangan pangan dalam kurun waktu kurang dari 50 tahun lagi.
2. Tanda elipsis digunakan untuk menulis perkataan yang tidak selesai dalam dialog.
Contoh:
• “Bagaimana jika kita … Bukankah itu lebih baik?”
• “ … Ya sudah saya ikuti apa kata mereka saja.”
Dalam penggunaan tanda elipsis, ada beberapa kaidah penulisan yang harus di perhatikan yakni,
• Tanda elipsis diawali dan diikuti dengan spasi.
• Untuk penggunaan tanda ellipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda titik, sehingga tanda titik nantinya berjumlah 4 buah.
Tanda Petik (“…”)
Di bawah ini merupakan kaidah penggunaan tanda petik berdasarkan EYD.
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, dialog, dan sejenisnya.
Contoh:
• “Jam berapa ini?”, tanya Andri pada perempuan di sampingnya.
• Menurut Pasal 31 UUD 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan”.
2. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, bab buku, dan lain-lain yang disebutkan dalam suatu kalimat.
Contoh:
• Film “Dr. Strange” yang dibintangi actor Benedict Cumberbatch kini tengah merajai box office.
• Buatlah resensi dari novel “Laskah Pelangi”!
3. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah dengan arti khusus maupun istilah ilmiah yang kurang dikenal.
Contoh:
• Di musim Pemilu ini, dikhawatirkan akan banyak “serangan fajar”.
• Praktik memberikan “amplop” kepada petugas masih sering terjadi hingga saat ini.
Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Berikut ini kaidah penggunaan tanda pentik tungga sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD).
1. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan di dalam petikan.
Contoh:
• “Sepertinya waktuku cukup untuk membaca novel ‘Edensor’ sembari menunggu kedatanganmu tadi”, ucap Wati kesal.
• “Andreas, apa kau tadi juga mendengar bunyi ‘pluk’ di belakang pohon sana?”, Rey berbisik takut pada Andreas.
2. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan dari suatu kata atau ungkapan.
Contoh:
• terdakwa ‘yang didakwa’
• pungtuasi ‘tanda baca’
• matur nuwun ‘terima kasih’
• policy ‘kebijakan’
Tanda Kurung ((…))
Tanda kurung memiliki beberapa kegunaan dalam penulisan sehari-hari, berikut ini beberapa kegunaan kegunaan tanda kurung menurut kaidah EYD.
1. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
• Lembaga pengkreditan tersebut menyediakan jasa pengkreditan dengan jaminan surat bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB).
• Mahasiswa Agribisnis IPB sukses menyelenggarakan Lokakarya (workshop) di tujuh kecamatan berbeda di Kabupaten Kuningan.
2. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterang atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Contoh:
• Keterangan tersebut (lihat Tabel 2.4) menunjukan jika tren positif investasi syariah di Indonesia dari tahun ke tahun.
• Artis asal Singapura itu nampak menawan dalam balutan pakaian tradisional Cina bercorak naga (mahluk mitologi Cina) di red carpet acara tadi malam.
3. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan maupun dihilangkan.
Contoh:
• Ani pergi berbelanja menggunakan (bus) Kopaja.
• Liburan kali ini, diperkirakan akan banyak wisatawan yang mengunjungi (pulau) Bali.
4. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.
Contoh:
• Penentuan bauran pemasaran ini mempertimbangkan (a) product, (b) price, (c) place, dan (d) promotion.
• Berkas lamaran harus melampirkan
(1) Akta kelahiran,
(2) Surat berkelakuan baik dari kepolisian,
(3) Surat keterangan kesehatan yang dikeluarkan rumah sakit, dokter, ataupun puskesmah.
Tanda Kurung Siku ([…])
Tanda kurung siku mungkin jarang ditemui di teks tertulis atau naskah lainny, namun kita juga perlu tahu penggunaan tanda kurung siku menurut kaidah EYD seperti yang disebutkan dibawah ini.
1. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai tanda koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan naskah asli yang ditulis oleh orang lain.
Contoh:
• [Kongres Pemuda II] tanggal 28 Oktober merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Republik Indonesia sehingga diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
2. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterang dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Contoh:
• Persamaan antara kedua hal tersebut (perbedaannya telah disebutkan di Bab II [lihat halaman 73-74]) akandikupas pada bab ini.
Tanda Garis Miring (/)
Berikut ini beberapa contoh penggunaan tanda baca garis miring berdasarkan kaidah EYD.
1. Tanda garis miring digunakan dalam penulisan nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi menjadi dua tahun takwim.
Contoh:
• Nomor: 023/A.1/BEMFE/XI/2016
• Jalan Pemuda III/10
• Masa bakti 2015/2016
2. Tanda miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Contoh:
• mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
• pisang rebus/goreng/bakar ‘pisang rebus atau goreng atau bakar’
• sebelum dan/atau sesudah ‘sebelum dan sesudah atau sebelum atau sesudah’
• harganya Rp15.000,00/buah ‘harganya Rp15.000,00 untuk setiap buahnya’
3. Tanda garis miring digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh:
• Kong/g/res Pemuda II diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928, pada kesempatan tersebut lagu “Indonesia Raya” untuk pertama kalinya dikumandangkan.
Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian kata atau angka tahun dalam konteks tertentu.
Contoh:
• Paketnya sudah diterima, ‘kan? (‘kan berarti bukan)
• Libur ‘lah tiba. (‘lah berarti telah)
• 3-3-’14 (’14 berarti 2014)
Sumber:
https://dosenbahasa.com/penggunaan-tanda-baca
https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-g048/
http://me69cico.blogspot.com/2010/12/ejaan-bahasa-indonesia_27.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar